Kamis, 09 Januari 2014

PROPAGANDA DALAM SERIAL BIMA SATRIA GARUDA

Indonesia kini memiliki BIMA Satria Garuda, pahlawan super serupa Ksatria Baja Hitam, karakter dalam serial televisi Jepang yang berjaya di Tanah Air pada era 1990an. Bima Satria Garuda, yang dibuat bersama Ishimori Production (pembuat serial Kamen Rider Jepang seperti Ksatria Baja Hitam) merupakan hasil pelokalan Ksatria Baja Hitam yang berbentuk live action super hero program (tokusatsu).[1]
Kisah BIMA bercerita tentang dunia pararel yang tidak memiliki sumber daya alam, sebuah dunia yang hidup di kegelapan. Dunia pararel ini dikuasai oleh VUDO, organisasi hitam yang dipimpin sosok yang amat kejam bernama Rasputin. Suatu hari, ilmuwan di Bumi berhasil membuat sebuah portal yang bisa menghubungkan Bumi dan dunia pararel tersebut. Melihat peluang tersebut, VUDO mengambil kesempatan untuk memasuki Bumi untuk merampas semua kekayaan alam Bumi. Sumber daya kekuatan VUDO datang dari tujuh buah power stone. Dari tujuh benda tersebut, seorang anak muda dari terpilih untuk memilikinya, ia pun berubah menjadi pahlawan untuk menyelamatkan Bumi dari serangan makhluk Jahat.[2]


Seperti itulah kurang lebih gambaran tentang cerita Bima Satria Garuda, sangat khas seperti cerita serial Kamen Rider di Jepang. Kekuatan yang di ciptakan untuk kejahatan, namun di pegang oleh orang yang baik lalu di gunakan untuk melawan balik kejahatan tersebut. Bima Satria Garuda, yang dibuat sepanjang 26 episode, mulai tayang pada 30 Juni 2013 setiap Minggu pukul 08.30 WIB, dan sudah berakhir pada tanggal 22 Desember 2013.
            Reino Ramaputra Barack atau yang biasa di kenal dengan nama Reino Barack, dialah yang menjadi tokoh kunci yang melatar belakangi  terciptanya serial ini. Secara otomatis, dia pula yang menjadi propagandis di serial Bima Satria Garuda. “Scene shooting live action BIMA akan mengambil lokasi-lokasi di Indonesia, khususnya di Jakarta. Ide cerita yang dikemas baik oleh Ishimori Production dan RCTI membuat program ini sangat layak untuk disimak agar masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak, dapat memetik banyak dampak positif dari program ini. Program ini juga memberikan peluang khusus kepada sponsor dan pengiklan untuk menciptakan sebuah campaign product yang baru dalam bentuk licensing, sponsorship, built in advertising dan merchandising. Ini merupakan model bisnis baru di dunia entertainment di Indonesia. Melalui program ini, kami percaya model bisnis ini akan jauh lebih menjanjikan,” ungkap Reino R. Barack.[3]
            Dari pernyataan tersebut, sasaran dalam tayangan ini lebih di tujukan kepada anak-anak Indonesia. Sosok kepahlawanan yang melekat pada Bima Satria Garuda di harap mampu mengajarkan nilai-nilai kebaikan, keberanian, semangat, pantang menyerah dalam membela kebenaran kepada anak-anak. Di sisi lain, Reino Barack juga berharap akan ada banyak sponsor dan pegiklan untuk menciptakan campaign product.
            Banyak teknik propaganda yang di gunakan dalam serial ini. Yang paling sering di gunakan adalah teknik Glittering Generalities, contohnya adalah kata bijak di setiap pembukaan serial ini. Kata bijak tersebut digunakan untuk membuat kita menerima dan menyetujui hal itu tanpa memeriksanya terlebih dahulu. Tak hanya di setiap pembukaan saja, cukup banyak kata bijak yang muncul di setiap episodenya, baik itu keluar dari mulut tokoh-tokoh protagonis ataupun antagonis. Contohnya adalah yang di katakan dua tokoh protagonis Ray dan Reza ketika di hina Rasputin sang pemimpin tokoh antagonis di serial ini, “Kami memang makhluk lemah, tapi kami tidak sendirian. Bumi adalah rumah kami, harapan manusia bumi tumbuh di sini. Harapan mereka membuat kami kuat.”
            Kemudian transfer, teknik ini digunakan dengan memakai pengaruh seseorang yang populer dan di kagumi. Dalam serial Bima Satria Garuda ini, bekerja sama dengan Ishimori Pro sebagai pihak yang sudah profesional dan memiliki popularitas tersebut juga termasuk dalam teknik propaganda ini, dengan begitu para penonton bisa lebih percaya dengan kualitas kostum, special effect, serta cerita yang di sajikan dalam serial ini. Dengan adanya kerjasama ini di harapkan juga mampu terjadi transfer knowledge antara Ishimori Pro dengan kru Bima Satria Garuda. Serial Bima Satria Garuda menjadi lebih percaya diri lagi dengan menggandeng Stella JKT48 (salah satu member JKT48, idol group lokal yang sedang naik daun saat ini) sebagai tokoh heroine dalam serial ini, lalu Camui Gackt (artis populer asal Jepang) yang mendapat peran sebagai mentor BIMA di beberapa episode, dan Haruka Nakagawa (member JKT48 yang dulu merupakan member AKB48, idol group asal jepang). Dengan mendatangkan artis-artis tersebut, serial ini menjadi lebih di lirik lagi oleh para penggemar artis-artis tersebut.


            Tak hanya fokus dalam layar kaca saja, Bima Satria Garuda juga memiliki kegiatan propaganda di luar serialnya.  Plain Folks, seperti dengan menjenguk anak kecil yang menyandang penyakit mematikan, memberikannya mainan, kemudian kegiatan tersebut di liput oleh infotaiment. Ada juga kegiatan bagi-bagi boneka gratis, hingga mengadakan lomba mewarnai BIMA di sekolah-sekolah dasar yang berada di kawasaan Jakarta. Namun kecintaan BIMA terhadap anak-anak juga bisa di saksikan di beberapa episode-nya. Seperti saat BIMA mengalami ketakutan ketika berhadapan dengan monster gagak yang bisa terbang, ia putus asa dan merasa gagal karena sebagai Ksatria Garuda BIMA tidak mampu terbang. Saat itu di kisahkan ada seorang anak kecil yang sedang berjuang melawan penyakitnya takut untuk di operasi. Lalu kemudian BIMA datang untuk menyemangatinya sehingga anak itu berani untuk di operasi, semangat untuk sembuh anak tersebut menginspirasi BIMA agar pantang menyerah. Pada akhirnya BIMA memiliki kekuatan baru untuk terbang ke angkasa lalu mengalahkan monster gagak.
            Di luar propaganda yang berbau kebenaran dan kebaikan, serial ini juga menggunakan teknik card stacking. Mungkin memang benar kejahatan harus di musnahkan dan bumi harus di lindungi, namun adegan fighting yang berbahaya dan kerap kali di tiru oleh anak-anak jarang sekali di singgung. Padahal tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan pukulan, tendangan, dan pertarungan.
            Selain menggunakan teknik-teknik propaganda seperti yang di sebutkan di atas, bila di tinjau menurut sistemnya, serial ini juga kaya akan simbol-simbol yang dituangkan dalam nama, kostum, dialog, dan lokasi syuting. Nama BIMA Satria Garuda terdengar sangat Indonesia sekali, karena nama BIMA sudah sangat familiar sebelumnya karena di ambil dari tokoh populer dalam pewayangan Jawa.  Menggunakan kostum bertemakan Garuda karena burung ini di anggap sebagai hewan mitologi lokal yang digunakan juga sebagai lambang negara Indonesia. Dialog dalam serial ini menggunakan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga terdengar kaku. Hal ini bertujuan untuk mengajarkankan kembali bahasa Indonesia yang benar supaya anak-anak tidak tenggelam dalam bahasa gaul. Pemilihan lokasi syuting juga bagian dari propaganda, mungkin banyak yang tidak menyadari hal tersebut. Dari monas hingga bunderan HI, lokasi yang merupakan tempat-tempat yang cukup di kenal banyak orang.
            Di sisi lain saat menjelang liburan, saat itulah waktu yang tepat untuk menjual mainan. Dengan memunculkan tokoh hero yang baru dan form (perubahan wujud super) BIMA yang baru pada serial mingguannya, maka secara otomatis akan keluar juga mainan barunya. Mirip dengan cara Kamen Rider dalam urusan menjual mainannya.
            Bima Satria Garuda, mungkin pada serial ini masih banyak konsep yang terjebak oleh Ishimori Pro, meski segala sesuatunya harus melewati persetujuan Reino Barack. Tayangan ini benar-benar mirip dengan Kamen Rider, tak hanya dari segi cerita, Rider kick alias tendangan maut yang menjadi ciri khas Kamen Rider pun dimiliki oleh BIMA. Upgrade Form, konsep 1 monster untuk 2 minggu, dan lain-lainnya juga dimuliki BIMA. Memang pada dasarnya serial Tokusatsu adalah budaya pop Jepang, makabisa dibilang Bima Satria Garuda itu merupakan fushion culture antara Indonesia dan Jepang dalam dunia hiburan di televisi. (Satria Dwinanda, 2014)




[1] Maryati, “BIMA Satria Garuda, Ksatria Baja Hitam Indonesia,” http://www.antaranews.com/berita/373453/bima-satria-garuda-ksatria-baja-hitam-indonesia (7 Januari 2014).
[2] Arya, “Tokusatsu Hero Bima Satria Garuda Telah Lahir,” http://www.hotgame-online.com/news-and-feature/news/tokusatsu-hero-bima-satria-garuda-telah-lahir/ (7 Januari 2014)
[3] Tika Oktavianingsih, “Super Hero Fenomenal Lahir Di Indonesia: Bima Satria Garuda,” http://www.rcti.tv/contents/read/103/bima-satria-garuda (7 Januari 2014)