Sabtu, 03 Agustus 2013

RAMADHAN, TELEVISI, DAN UPAYA RASPUTIN MENGUASAI BUMI



     Tak terasa ramadhan 1434h sudah hampir berakhir, namun masih banyak hal yang harus dibenahi selain diri kita sendiri. Salah satunya adalah tentang program tayangan televisi yang mendadak alim ketika ramadhan tiba. Alim dalam konten fomat acara religi yang masih ambigu apakah itu bermanfaat atau malah mengganggu puasa kita. Kita harus kritis menyikapi hal ini, sebab kata Rasputin; "makhluk bumi mengenal komunikasi melalui media, dan media terbesar adalah televisi." maka dari itu televisi adalah media yang paling berpengaruh pada manusia. Jadi, jangan sampai kita sudi dibodohi program acara televisi saat ini, apalagi sampai terhipnotis monster kodok.

     Tahun ini, acara sahur unggulan masih di dominasi program lawak. Ya, lawak! Entah itu bermutu atau tidak yang penting lucu. Entah itu menjadikan banci, orang yang di anggap jelek, menghina orang, ataupun mempermalukan diri sendiri sebagai lelucon. Dan banyak orang yang sangat menyukai acara tersebut untuk menemani santap sahur. Bahkan salah satu televisi swasta kita yang biasanya di kala sahur menayangkan tausiyah, kini berganti wajah menjadi acara lawak. Inikah bentuk program televisi menyambut bulan Ramadhan?

     Masih pada acara program sahur, di luar acara lawak ternyata masih ada program yang lebih bermutu. Salah satu stasiun televisi swasta kita menawarkan program pencarian da’i berbakat yang mengundang uztad-uztad kondang sebagai jurinya. Yang sial, saat saya melihat acara ini kebetulan sekali salah satu uztad tersebut menyeletuk membicarakan masalah mencret. Meski si uztad sudah bilang maaf sebelum mengucap kata tersebut namun itu tidak hanya dibahas dalam sekali ucap, malah dilanjutkan oleh juri-juri yang lain dan saya rasa itu tidak etis diucapkan saat program sahur yang cukup menganggu saya dan mungkin jutaan orang lain yang menonton yang sedang santap sahur.

     Siangnya, kita masih disuguhi program spesial Ramadhan lainnya yang tidak kalah menarik. Ya, gosip! Hebat bukan? Acara yang jelas sangat menganggu puasa begini masih tayang. Namun bedanya, pembawa acara yang biasanya berpakaian terbuka kini tampil lebih sopan dengan berbalut busana yang tertutup. Padahal alangkah lebih baik kalau mulutnya juga ikutan di tutup. Inikah cara mereka menghormati bulan Ramadhan?

     Waktu prime time selain saat sahur ketika ramadhan adalah saat menjelang berbuka. Nah, salah satu stasiun televisi swasta kita ada yang menayangkan azan yang ditampilkan secara live. Sebelum adzan berkumandang, dalam rangkaian program tersebut ada acara masak-memasak. Mirisnya, ketika adzan berkumandang, kameramen kerap kali menyorot orang-orang yang sedang berbuka menikmati masakan yang dimasak tadi sambil berdiri. Jadi secara otomatis kerumunan orang yang sedang berbuka sambil berdiri tersebut menjadi background visual kumandang adzan tersebut.

     Terpaan belum berakhir di program menjelang berbuka, karena setelah itu masih ada seglincir program pengganggu yang tidak pada tempatnya. Ya, tidak lain dan tidak bukan adalah program unggulan Indonesia, sinetron! Tentu saja sinetron bersetting Ramadhan yang alim yang tayang saat jam umat muslim sholat tarawih. Tidak bisakah mereka mengganti jam tayangnya? Atau mengganti judul sinetron islami mereka yang lebih ditujukan untuk umum?

     Saat menjelang Idul Fitri tiba, ada lagi fenomena yang menarik di dunia pertelevisian kita. Konser menyambut hari kemenangan, terdengar religius sekali bukan? Kita yang seharusnya takbir keliling atau takbir di masjid, ditawari untuk berdesak-desakan di lapangan atau duduk manis di depan televisi demi melihat musisi-musisi papan atas yang mendadak juga ikutan alim. Mereka menyanyi kadang membawakan lagu cinta Tuhan atau lagu cinta pacar bergantian. Dengan baju-baju religius mereka, lengkap balutan sorban di leher dan peci di kepala, dan kadang yang laki-laki suka lupa mencopot antingnya. Dan yang perempuan hanya menjadikan kerudung sebagai hiasan sesaat supaya terlihat lebih islami, tanpa menyembunyikan rambut mereka. Semoga saja yang nonton di tempat tidak sambil mabuk-mabukan atau telanjang dada sambil joget-joget diatas bahu temannya.

     Selain program-program hiburan, berita mengenai mudik lebaran juga menarik untuk diperhatikan. Karena selama ini yang menjadi fokus berita selalu saja mengenai info kemacetan dan jumlah kecelakaan. Iya mungkin nilai beritanya memang besar, namun diluar hal tersebut fenomena mudik tahunan ini memiliki banyak sisi menarik serta isu-isu yang juga layak untuk di angkat. Jadinya pemberitaan bisa lebih variatif dan menarik.

     Nah, demikian seklumit review dari saya mengenai beberapa program acara televisi di bulan Ramadhan tahun ini. Mungkin masih banyak program yang tidak sempat saya lihat karena sebenarnya saya juga jarang menonton televisi. Atau tentang sisi lain iklan yang juga ikutan alim, acara-acara kuis berbagi rejeki di bulan suci, atau malah tentang para politikus yang berkampanye terselubung dengan embel-embel ucapan selamat berbuka puasa. 

     Semoga tulisan yang agak absurd ini bisa menjadikan kita lebih kritis lagi terhadap acara-acara televisi, tidak hanya di bulan Ramadhan saja tentunya. Karena di luar bulan Ramadhan juga banyak acara yang lebih tidak bermutu lagi. Program acara-acara tidak bermutu tersebut akan tetap bertahan selama kita tidak sadar akan pentingnya literasi media. Ya, karena mereka hidup juga dari cara kita menyikapinya. Jika tayangan tidak bermutu tersebut masih banyak yang menonton, mau jadi apa Negara kita kelak? Jangan-jangan ini benar merupakan salah satu rencana jahat Rasputin bersama monster kodok untuk menguasai bumi. Bisa jadi.... (Satria Dwinanda, 2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar