Minggu, 24 November 2013

LIKE CIGARETTES!

Sebelumnya, saya hanyalah lulusan pelajar seni yang mau tidak mau kini mempelajari media dalam ranah komunikasi. Dan melalui tulisan kali ini, saya hanya mencoba berpendapat mengenai dunia adek-adek idol lokal berlabel patlapan. Topik yang cukup sensitif, melihat banyaknya fans mereka  yang tingkah lakunya tidak terdeskripsikan ini. Sebenarnya sudah lama saya ingin menulis hal ini, namun baru terpicu untuk mulai menulis akhir-akhir ini. So, enjoy it!

Sedikit pengantar : sebagai salah satu fans yang tidak terdeskripsikan juga, saya terjerumus dalam dunia menyedihkan ini sejak awal idol lokal berlabel patlapan memulai debutnya. Awalnya saya cukup ragu dengan konsep yang di usung. Sejenis menggabungkan 2 kultur antara Jepang dan Indonesia, untuk melawan dominasi hiburan musik K-pop (Musik Korea). Mengapa mereka memilih Indonesia? Tentunya karena sudah di pertimbangkan dengan berbagai riset yang telah mereka lakukan. Entah itu dengan metode penelitian kuantitatif atau kualitatif saya tidak peduli karena itu bikin pusing, lagi pula bukan ini yang akan saya bahas.

Oke, lalu apa yang akan di bahas? sekedar curhatan kecil tentang alasan saya ngidol, biar tidak di sangka sebagai fans yang asal triak oi oi oi. Ibarat kata saya mempunyai 100 alasan untuk menyukai mereka, namun di sisi lain saya juga mempunyai 100 alasan juga untuk membenci mereka. Biar nggak percuma juga saya belajar tentang pentingnya literasi media.

Mengapa saya menyukai mereka?

1. Inspiratif
Bayangkan, jongkok di wc ndelokke tai ne dewe we sangat inspiratif... apa lagi melihat adek-adek idol ini? Beuhhh... mantap! ide-ide kreatif bermunculan dengan sendirinya. Baik itu delusi mesum ataupun delusi menyedihkan, hasrat untuk kembali menggambar dengan menjadikan mereka sebagai obyeknya, mempelajari efek dan dampak kemunculan mereka, mempelajari manajemennya, hingga saling belajar dari sesama fans dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Pokoknya banyak deh.

2. Gay Protector
Jika kamu seorang lelaki, ngidol sangat bermanfaat untuk menjaga eksistensi kelaki-lakianmu, karena kecil kemungkinan kamu akan menyukai sesama jenis. Selain itu ngidol juga dapat meminimalisir dan melindungimu dari rayuan maut para maho. Contohnya saja ketika kamu nge-gym, dan kamu pakai kalung photopack  gambar member, kecil kemungkinan kamu akan di godain mas-mas random yang sedang fitnes.

3. Menjauhkan Dari Bahaya Seks Bebas
Nggak perlu tuh yang namanya coba-coba ngeseks dengan menyewa jasa pelacur. Lha wong cari pacar aja jadi males, apa lagi berfikir hingga sejauh itu? cukup nempelin photopack member idaman di guling, sudah merasa tidur di surga bersama bidadari.

4. Pengingat
Twitter adek-adek idol yang selalu mengingatkan untuk jangan lupa mam, jangan lupa sholat, jangan lupa jumatan, jangan lupa ke gereja, jangan lupa istirahat, jangan bobo malam-malam, cepet sembuh buat yang lagi sakit, dan lain-lain. Kicauan mereka sangat berarti untuk para jomblo-jomblo sedih macam saya ini yang pada dasarnya tidak dipedulikan gadis idaman mereka di dunia nyata.  Walau sekedar ucapan ohayou (selamat pagi) dan oyasumi (selamat tidur), itu sangat membahagiakan. Lol.

Sebenarnya masih banyak lagi alasan-alasan menyedihkan yang menyebabkan saya agak betah dalam mengamati sepak terjang adek-adek idol ini. Namun kembali ke awal, sebagai orang yang mencoba untuk kritis, tidak adil jika saya hanya menulis sisi positifnya aja. Lalu sisi negatifnya apa? Buaaanyaaaakkk!! Mau di lihat dari perspektif mana? Agama? Komunikasi? Wkwkwkwk....

            Dari pengertian dasar dulu saja yah... idol itu apa sih? Asal mula kata idol di ambil dari bahasa ibrani yang berarti berhala. Jadi idol = berhala. Tapi apalah arti bahasa ketika media sudah menggeserkan makna kata? Seperti halnya makna kata teroris yang kini identik dengan Islam + embel-embel entah itu militan, radikal, dll. Mungkin ini bagian dari konspirasi antara media, freemason, dan kerajaan vudo. Entahlah... kembali ke diri kita dalam memaknai suatu kata tersebut. Namun kalok di tengok lagi, ada benarnya juga lho arti kata idol tersebut. Contohnya saja ketika orang-orang rela datang ke konser idol mereka, dari menyambut di bandara, antri tiket, dateng lebih awal di konser supaya dapet view yang bagus, hingga mengantar kepulangan idolnya setelah show berakhir. Ketika dalam melakukan aktifitas tersebut, kebanyakan fans meninggalkan kewajiban mereka sholat 5 waktu. Jika melihat fenomena tersebut, ga heran dan ga nyangkal juga kalok idol itu kata lain dari berhala.  

Selain itu, idol lokal berbalut label patlapan ini juga mungkin bisa di bilang eksploitasi perempuan. Yang di Jepang sono tau sendiri lah gravure-nya kayak apa, dan itu sebuah kebanggaan. Lain halnya dengan yang lokal, perbedaan budaya dan regulasi menjadikan idol lokal tidak bisa bikin yang gravure-gravure. Tapi ini tak menutup kemungkinan 50 tahun kedepan akan bisa merubah segalanya. Ingat kata pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. Apalagi di dukung dengan perkembangan zaman yang seperti ini. Sangat mendukung untuk menciptakan generasi mesum. Ga ada bedanya dengan abad pertengahan 5 -15M pada jaman dark ages Eropa, yang menjadikan perempuan sebagai objek eksploitasi secara seksual di patung-patung, lukisan-lukisan, dan menjadi objek nafsu pria.

Contoh sederhana nih... kelakuan fans dari bibit generasi mesum, menggunakan kamera untuk memotret paha lalu di unggah ke internet untuk berbagi dengan generasi mesum yang lain, bahkan dijadikan lelucon:



Sebenarnya masih banyak lagi yang ingin saya bahas. Namun karena sudah malas mengetik, akan saya tarik kesimpulan biar bisa segera saya akhiri tulisan ini. Hmm... lalu apa inti dari tulisan kali ini? Bijaklah dalam ngidol, jangan sampai isi dompet dan otakmu di invasi oleh produk bisnis jenius ini.

Like cigarettes... I know it’s pathetic... namun ketika kamu sudah kecanduan, mungkin akan susah untuk berhenti... lalu di sisi lain, kamu pasti tidak menginginkan orang-orang yang berharga untukmu melakukan hal yang sama denganmu. Dan  alasan saya ngidol itu sebenarnya hanya sebatas mencari inspirasi dan pelarian, mungkin ini lebih baik dari pada saya harus merokok ataupun minum minuman keras. Tapi tetep aja ngidol itu terlihat sedih~ (Satria Dwinanda, 2013)

Minggu, 17 November 2013

TOILET MASA KINI, MEMBIASAKAN KITA KENCING SAMBIL BERDIRI

Bismillahirahmanirahim... semoga apa yang saya tulis kali ini tidak mengandung unsur sok tahu yang berlebihan. Oke, kali ini saya akan menyinggung soal toilet laki-laki yang biasanya ada di mall-mall besar, ataupun tempat-tempat gaul dan modern di muka bumi ini. Memang saya bukan pakar toilet ataupun ahli tafsir kitab suci, di sini saya hanya menggunakan sedikit pengetahuan kecil saya untuk mengkritik gaya toilet di era sekarang ini.

          Meskipun saya bukan anak gaul yang gemar belanja ataupun sok iyes di mall, tapi saya juga pernah masuk mall. Dari yang lokal di daerah saya (Jogja) ataupun di luar daerah, seperti di Jakarta atau Surabaya. Dan pengalaman tersebut saya gunakan untuk landasan di tulisan kali ini.

Nah, dari sekian banyak mall yang pernah saya kunjungi itu,toiletnya sangatlah jorok. Kenapa saya bilang jorok? Karena model toiletnya yang berdiri itu. Seperti gambar di bawah:



Lalu joroknya di sebelah mana?

1.) Air kencing pasti muncrat tuh, cipratannya kemungkinan besar akan terkena celana atau baju (pengalaman pribadi).

2.) Kalok sudah kecipratan gitu walau hanya satu tetes tetep aja najis, maka tidak akan sah pakaian atau celana yang kecipratan tersebut untuk di pakai sholat.

3.) Dengan model toilet seperti ini, ujung alat vital juga tidak bisa di bersihkan dengan air. Sehingga setelah kencing langsung di kebalikan ke kandang. Itu berarti sempak yang menjadi korban sisa-sisa kepretan air kencing di ujung helm.

4.) Efek jangka panjangnya bisa menyebabkan celana yang kecipratan itu bau pesing. Pernah saya minjem celana temen, eh di bagian resletingnya pesing banget, kopet lah. Saya yakin temen saya yang satu itu sering kencing di toilet macam ini dan celananya ga ganti-ganti.

5.) Buang air sambil berdiri itu tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah. Buang air sambil jongkok adalah yang di anjurkan beliau (setau saya sih). Dan yang utama adalah jangan sampai pakaian yang dikenakan terciprat cipratan air kencing.

6.) Posisi juga musti di perhatikan! sebagai umat muslim yang setidaknya mau mencoba menjadi taat sedikit... jangan kencing menghadap arah kiblat ataupun memblakanginya. Saya yakin toilet model begini tidak peduli dengan hal tersebut. Makanya hati-hati ya....

        Nah, itulah alasan saya males untuk menggunakan toilet model-model yang seperti ini. Jadi, kalau kedapatan menjumpai saya masuk toilet di mall-mall itu biasanya saya hanya sekedar ngaca. Soalnya selama masih bisa di tahan, bakal saya tahan untuk tidak buang air di toilet macam ini. Dan ini saya baru ngomong soal joroknya toilet di mall lho ya, belum lagi joroknya mushola yang di taruh di basement di mall-mall.

Kalau boleh curhat, sebenarnya di kampus saya model toiletnya juga seperti ini, padahal kampus saya ini katanya menjunjung tinggi nilai-nilai islami hahahaha... tapi untungnya tetep ada kamar mandi tertutup yang ada bak nya itu. Nah, harusnya di mall-mall dan tempat-tempat gaul terutama di nusantara ini juga ngasih alternatif toilet yang sangat Indonesiawi seperti itu. Saya sih nggak marah liat orang kencing berdiri berjejeran gitu, tapi mbok yo toiletnya tu di kasih kamar mandi yang ada bak dan toilet jongkoknya to yooooo...... (Satria Dwinanda, 2013)