Minggu, 24 November 2013

LIKE CIGARETTES!

Sebelumnya, saya hanyalah lulusan pelajar seni yang mau tidak mau kini mempelajari media dalam ranah komunikasi. Dan melalui tulisan kali ini, saya hanya mencoba berpendapat mengenai dunia adek-adek idol lokal berlabel patlapan. Topik yang cukup sensitif, melihat banyaknya fans mereka  yang tingkah lakunya tidak terdeskripsikan ini. Sebenarnya sudah lama saya ingin menulis hal ini, namun baru terpicu untuk mulai menulis akhir-akhir ini. So, enjoy it!

Sedikit pengantar : sebagai salah satu fans yang tidak terdeskripsikan juga, saya terjerumus dalam dunia menyedihkan ini sejak awal idol lokal berlabel patlapan memulai debutnya. Awalnya saya cukup ragu dengan konsep yang di usung. Sejenis menggabungkan 2 kultur antara Jepang dan Indonesia, untuk melawan dominasi hiburan musik K-pop (Musik Korea). Mengapa mereka memilih Indonesia? Tentunya karena sudah di pertimbangkan dengan berbagai riset yang telah mereka lakukan. Entah itu dengan metode penelitian kuantitatif atau kualitatif saya tidak peduli karena itu bikin pusing, lagi pula bukan ini yang akan saya bahas.

Oke, lalu apa yang akan di bahas? sekedar curhatan kecil tentang alasan saya ngidol, biar tidak di sangka sebagai fans yang asal triak oi oi oi. Ibarat kata saya mempunyai 100 alasan untuk menyukai mereka, namun di sisi lain saya juga mempunyai 100 alasan juga untuk membenci mereka. Biar nggak percuma juga saya belajar tentang pentingnya literasi media.

Mengapa saya menyukai mereka?

1. Inspiratif
Bayangkan, jongkok di wc ndelokke tai ne dewe we sangat inspiratif... apa lagi melihat adek-adek idol ini? Beuhhh... mantap! ide-ide kreatif bermunculan dengan sendirinya. Baik itu delusi mesum ataupun delusi menyedihkan, hasrat untuk kembali menggambar dengan menjadikan mereka sebagai obyeknya, mempelajari efek dan dampak kemunculan mereka, mempelajari manajemennya, hingga saling belajar dari sesama fans dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Pokoknya banyak deh.

2. Gay Protector
Jika kamu seorang lelaki, ngidol sangat bermanfaat untuk menjaga eksistensi kelaki-lakianmu, karena kecil kemungkinan kamu akan menyukai sesama jenis. Selain itu ngidol juga dapat meminimalisir dan melindungimu dari rayuan maut para maho. Contohnya saja ketika kamu nge-gym, dan kamu pakai kalung photopack  gambar member, kecil kemungkinan kamu akan di godain mas-mas random yang sedang fitnes.

3. Menjauhkan Dari Bahaya Seks Bebas
Nggak perlu tuh yang namanya coba-coba ngeseks dengan menyewa jasa pelacur. Lha wong cari pacar aja jadi males, apa lagi berfikir hingga sejauh itu? cukup nempelin photopack member idaman di guling, sudah merasa tidur di surga bersama bidadari.

4. Pengingat
Twitter adek-adek idol yang selalu mengingatkan untuk jangan lupa mam, jangan lupa sholat, jangan lupa jumatan, jangan lupa ke gereja, jangan lupa istirahat, jangan bobo malam-malam, cepet sembuh buat yang lagi sakit, dan lain-lain. Kicauan mereka sangat berarti untuk para jomblo-jomblo sedih macam saya ini yang pada dasarnya tidak dipedulikan gadis idaman mereka di dunia nyata.  Walau sekedar ucapan ohayou (selamat pagi) dan oyasumi (selamat tidur), itu sangat membahagiakan. Lol.

Sebenarnya masih banyak lagi alasan-alasan menyedihkan yang menyebabkan saya agak betah dalam mengamati sepak terjang adek-adek idol ini. Namun kembali ke awal, sebagai orang yang mencoba untuk kritis, tidak adil jika saya hanya menulis sisi positifnya aja. Lalu sisi negatifnya apa? Buaaanyaaaakkk!! Mau di lihat dari perspektif mana? Agama? Komunikasi? Wkwkwkwk....

            Dari pengertian dasar dulu saja yah... idol itu apa sih? Asal mula kata idol di ambil dari bahasa ibrani yang berarti berhala. Jadi idol = berhala. Tapi apalah arti bahasa ketika media sudah menggeserkan makna kata? Seperti halnya makna kata teroris yang kini identik dengan Islam + embel-embel entah itu militan, radikal, dll. Mungkin ini bagian dari konspirasi antara media, freemason, dan kerajaan vudo. Entahlah... kembali ke diri kita dalam memaknai suatu kata tersebut. Namun kalok di tengok lagi, ada benarnya juga lho arti kata idol tersebut. Contohnya saja ketika orang-orang rela datang ke konser idol mereka, dari menyambut di bandara, antri tiket, dateng lebih awal di konser supaya dapet view yang bagus, hingga mengantar kepulangan idolnya setelah show berakhir. Ketika dalam melakukan aktifitas tersebut, kebanyakan fans meninggalkan kewajiban mereka sholat 5 waktu. Jika melihat fenomena tersebut, ga heran dan ga nyangkal juga kalok idol itu kata lain dari berhala.  

Selain itu, idol lokal berbalut label patlapan ini juga mungkin bisa di bilang eksploitasi perempuan. Yang di Jepang sono tau sendiri lah gravure-nya kayak apa, dan itu sebuah kebanggaan. Lain halnya dengan yang lokal, perbedaan budaya dan regulasi menjadikan idol lokal tidak bisa bikin yang gravure-gravure. Tapi ini tak menutup kemungkinan 50 tahun kedepan akan bisa merubah segalanya. Ingat kata pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. Apalagi di dukung dengan perkembangan zaman yang seperti ini. Sangat mendukung untuk menciptakan generasi mesum. Ga ada bedanya dengan abad pertengahan 5 -15M pada jaman dark ages Eropa, yang menjadikan perempuan sebagai objek eksploitasi secara seksual di patung-patung, lukisan-lukisan, dan menjadi objek nafsu pria.

Contoh sederhana nih... kelakuan fans dari bibit generasi mesum, menggunakan kamera untuk memotret paha lalu di unggah ke internet untuk berbagi dengan generasi mesum yang lain, bahkan dijadikan lelucon:



Sebenarnya masih banyak lagi yang ingin saya bahas. Namun karena sudah malas mengetik, akan saya tarik kesimpulan biar bisa segera saya akhiri tulisan ini. Hmm... lalu apa inti dari tulisan kali ini? Bijaklah dalam ngidol, jangan sampai isi dompet dan otakmu di invasi oleh produk bisnis jenius ini.

Like cigarettes... I know it’s pathetic... namun ketika kamu sudah kecanduan, mungkin akan susah untuk berhenti... lalu di sisi lain, kamu pasti tidak menginginkan orang-orang yang berharga untukmu melakukan hal yang sama denganmu. Dan  alasan saya ngidol itu sebenarnya hanya sebatas mencari inspirasi dan pelarian, mungkin ini lebih baik dari pada saya harus merokok ataupun minum minuman keras. Tapi tetep aja ngidol itu terlihat sedih~ (Satria Dwinanda, 2013)

Minggu, 17 November 2013

TOILET MASA KINI, MEMBIASAKAN KITA KENCING SAMBIL BERDIRI

Bismillahirahmanirahim... semoga apa yang saya tulis kali ini tidak mengandung unsur sok tahu yang berlebihan. Oke, kali ini saya akan menyinggung soal toilet laki-laki yang biasanya ada di mall-mall besar, ataupun tempat-tempat gaul dan modern di muka bumi ini. Memang saya bukan pakar toilet ataupun ahli tafsir kitab suci, di sini saya hanya menggunakan sedikit pengetahuan kecil saya untuk mengkritik gaya toilet di era sekarang ini.

          Meskipun saya bukan anak gaul yang gemar belanja ataupun sok iyes di mall, tapi saya juga pernah masuk mall. Dari yang lokal di daerah saya (Jogja) ataupun di luar daerah, seperti di Jakarta atau Surabaya. Dan pengalaman tersebut saya gunakan untuk landasan di tulisan kali ini.

Nah, dari sekian banyak mall yang pernah saya kunjungi itu,toiletnya sangatlah jorok. Kenapa saya bilang jorok? Karena model toiletnya yang berdiri itu. Seperti gambar di bawah:



Lalu joroknya di sebelah mana?

1.) Air kencing pasti muncrat tuh, cipratannya kemungkinan besar akan terkena celana atau baju (pengalaman pribadi).

2.) Kalok sudah kecipratan gitu walau hanya satu tetes tetep aja najis, maka tidak akan sah pakaian atau celana yang kecipratan tersebut untuk di pakai sholat.

3.) Dengan model toilet seperti ini, ujung alat vital juga tidak bisa di bersihkan dengan air. Sehingga setelah kencing langsung di kebalikan ke kandang. Itu berarti sempak yang menjadi korban sisa-sisa kepretan air kencing di ujung helm.

4.) Efek jangka panjangnya bisa menyebabkan celana yang kecipratan itu bau pesing. Pernah saya minjem celana temen, eh di bagian resletingnya pesing banget, kopet lah. Saya yakin temen saya yang satu itu sering kencing di toilet macam ini dan celananya ga ganti-ganti.

5.) Buang air sambil berdiri itu tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah. Buang air sambil jongkok adalah yang di anjurkan beliau (setau saya sih). Dan yang utama adalah jangan sampai pakaian yang dikenakan terciprat cipratan air kencing.

6.) Posisi juga musti di perhatikan! sebagai umat muslim yang setidaknya mau mencoba menjadi taat sedikit... jangan kencing menghadap arah kiblat ataupun memblakanginya. Saya yakin toilet model begini tidak peduli dengan hal tersebut. Makanya hati-hati ya....

        Nah, itulah alasan saya males untuk menggunakan toilet model-model yang seperti ini. Jadi, kalau kedapatan menjumpai saya masuk toilet di mall-mall itu biasanya saya hanya sekedar ngaca. Soalnya selama masih bisa di tahan, bakal saya tahan untuk tidak buang air di toilet macam ini. Dan ini saya baru ngomong soal joroknya toilet di mall lho ya, belum lagi joroknya mushola yang di taruh di basement di mall-mall.

Kalau boleh curhat, sebenarnya di kampus saya model toiletnya juga seperti ini, padahal kampus saya ini katanya menjunjung tinggi nilai-nilai islami hahahaha... tapi untungnya tetep ada kamar mandi tertutup yang ada bak nya itu. Nah, harusnya di mall-mall dan tempat-tempat gaul terutama di nusantara ini juga ngasih alternatif toilet yang sangat Indonesiawi seperti itu. Saya sih nggak marah liat orang kencing berdiri berjejeran gitu, tapi mbok yo toiletnya tu di kasih kamar mandi yang ada bak dan toilet jongkoknya to yooooo...... (Satria Dwinanda, 2013)

                

Kamis, 10 Oktober 2013

SEBATAS DELUSI

            Pada saat aku masih duduk di bangku sekolah dasar, aku kedatangan tetangga baru yang datang dari ibu kota. Terlihat mereka adalah keluarga yang mapan, datang ke kotaku untuk keperluan pekerjaan. Mereka bilang akan tinggal di sebelah rumahku hingga 2 tahun ke depan. Ya, kala itu aku tak peduli siapa mereka hingga akhirnya mereka memperkenalkan putrinya kepadaku.


Viny, gadis kecil yang biasa saja dan terlihat agak jutek namun sangat pemalu. Kedua orang tuanya menginginkan ia bersekolah di sekolah yang sama denganku. Mungkin dengan begitu Viny dapat lebih mudah bersosialisasi di lingkungan rumah sekaligus sekolah. Dan secara otomatis akupun mulai mendapat pekerjaan baru sebagai “teman” si gadis ini. Aku harus repot-repot mengajaknya bermain bersama, berangkat sekolah bersama, belajar bersama, dan melakukan hal-hal membosankan bersama. Ini bagai neraka untukku, kenapa aku harus kemana-mana bersama gadis ini? Hingga sebulan berlalu pun kami masih bersama-sama. Bodohnya, dia belum mendapat teman akrab yang lain selain aku. Dan ini mulai membuatku gila, tidak bisa selamanya aku dibuntuti gadis ini! Teman-teman di sekolah pun mulai mengejek kami sebagai sepasang kekasih. Oh, ini semakin menyebalkan.

Akhirnya kelulusan SD tiba, ini artinya masa-masa sekolah dasarku berama gadis itu juga berakhir, dan akhirnya aku dan Viny memutuskan mengambil SMP yang berbeda.  Meski demikian, komunikasi tetap terjalin diantara kami berdua karena pada dasarnya kami memang sudah cukup dekat. Karna rumah kamipun juga cuma bersebelahan. Nah, di masa-masa ini aku mulai jarang bertemu dengannya. Dia mulai memiliki banyak teman di sekolah barunya. Dan tak jarang pula aku melihat teman-teman SMP-nya mengunjungi rumahnya. Sebagai teman dan tetangga yang baik, terkadang aku juga menyempatkan mengunjunginya. Meski sekedar menanyakan kabar dan bercerita-cerita sejenak . Namun itu tak berlangsung lama, perlahan aku juga mulai disibukkan dengan kehidupan SMP ku sendiri. Hingga akhirnya di suatu hari dia datang kerumah mengantarkan sebuah kue sambil meberitahukan padaku bahwa bulan depan ia akan kembali ke Jakarta. Serontak aku terkejut, “sudah 2 tahun kah sejak pertemuan itu? Secepat ini kah?”.

          Selama sebulan terakhir ini, aku mencoba kembali mendekatkan diriku ke Viny. Yah, awalnya aku melakukan ini hanya sebagai wujud sikap tetangga yang baik dan toleran. Hingga tiba moment dimana aku mengajaknya jalan berdua. Dia banyak menceritakan kehidupan sekolahnya, bahkan masalah cinta. Oh my, ketika  itu aku masih kelas 7 dan berstatus jomblo tanpa pengalaman cinta. Viny bercerita bahwa dia banyak disukai cowok, baik teman sekelas ataupun luar kelas, dan dia bingung cara menolak semuanya. Sebagai pendengar cerita yang kikuk dan minim pengalaman cinta, aku hanya bisa sok pinter menasihati dan mencarikan solusi yang entah itu berguna untuk dia atau tidak.

            Tidak ada angin tidak ada petir, tidak badai veranda, tidak ada pula tsunaomi, spontan aku bertanya dengan nada menggoda, “kenapa kamu menolak mereka? Apa tampang mereka ko kopet di nei nyowo? Atau jangan-jangan kamu menyukai cowok lain?”. Tak ku sangka, pertanyaan ini mengantarkan padaku pada sebuah jawaban yang diluar perkiraanku. Viny menjawab dengan nada bercanda, “iiii aku kan sukanya sama kamuu”.


Jujur rasanya seperti terkena freeze sejenak. Namun setelah itu, dengan cool aku berkata, “hah, tak usah bercanda. Kau pikir kalau kau menyukaiku, aku akan menyukaimu juga?”. Kemudian dia sok ngambek, dan tak kusangka kala itu bisa tercipta suasana candaan yang sepertinya baru kurasakan pertama kali selama hampir 2 tahun aku mengenalnya. Dan ketika itu pula aku menaruh perasaan yang berbeda pada Viny.

    Namun waktu berjalan kian cepatnya, tak terasa hari kepulangannya ke ibu kota semakin dekat. Hubungan pertemanan kami pun juga malah semakin dekat. Hal ini justru menimbulkan perasaan yang berat pula. Seaakan aku masih menginginkannya berada di sini. 
(Satria Dwinanda, 2013)

Kamis, 15 Agustus 2013

COSPLAYER TIPE SEPERTI APA ANDA?



Cosplay, sebuah istilah untuk hobi seseorang yang gemar memakai pakaian imajinatif baik dari sebuah karakter populer maupun hasil dari imajinasi pribadi. Dalam tulisan ini saya tidak akan membicarakan sejarah cosplay, hanya saja sekedar mencoba memaparkan pendapat serta perasaan saya ketika menggeluti dunia yang tidak biasa ini. Ya, sebuah another dimension yang penuh dengan seni dan kreatifitas tanpa batas.

Cosplay bukan hobi ecek-ecek yang bisa semua orang lakuin. Butuh perjuangan, ketekunan, modal, dan proses di dalamnya! Karena kostum yang akan digunakan tidak hadir begitu saja di depan mata. Apalagi untuk cosplayer yang berdiri di atas panggung. Para cosplayer harus berjuang dari mengumpulkan uang untuk membeli bahan ataupun membeli kostum jadi, tekun dalam membuat kostum (bila kostum dibuat sendiri), tekun dalam membuat background music, tekun dalam membuat property, tekun dalam berlatih koreografi, dan tekun dalam hal lain yang menunjang cosplaynya.

Dari segi kostum, menurut saya ada 4 jenis kostum dalam cosplay. Yang pertama adalah kostum yang menggunakan armor yang biasanya dibuat dengan bahan busahati atau fiber. Yang kedua adalah kostum yang menggunakan bahan kain. Maka, yang tidak mahir membuat armor atau tidak punya uang untuk membeli/memesan armor bisa menggambil jalan ini. Nah, yang ke tiga adalah jenis kombinasi. Dimana kain dan armor di padukan,  tidak full armor dan tidak full kain. Dan yang terakhir adalah telanjang! Yap, cosplay titan. He he....

Nah segitu saja pengantar mengenai kostum, karna pada tulisan ini saya lebih tertarik untuk membahas isu-isu yang cukup hangat untuk didiskusikan mengenai dunia cosplay. Namun sebelumnya saya akan membedakan jenis cosplayer dulu. Menurut saya pribadi, bila dilihat dari tempatnya akan terbagi menjadi 3 jenis;

  • Stage Cosplayer : menurut saya ini adalah jenis cosplayer yang paling ideal. Karena cosplayer tersebut berani tampil di atas panggung dan memerankan karakter yang dibawakannya, tidak hanya sekedar membanggakan foto-fotonya di jejaring sosial.
  • Street Cosplayer : istilah costreet pasti tidak asing lagi di telinga cosplayer. Ya, istilah yang digunakan untuk menyebut orang-orang yang bercosplay namun tidak berdiri di atas panggung. Mereka Cuma nampang  dan ikut meramaikan event tersebut. Awas, disini sering terjadi out of chara. Apa itu out of chara? Kita bahas nanti.
  • Social Media Cosplayer :  Cuma bercosplay di dunia maya, biasanya tipe ini membanggakan foto-foto hasil photosessionnya. Entah itu sudah masuk photoshop atau belum.

Nah, itu tadi jenis cosplayer bila dilhat dari tempatnya. Terus ada lagi nih tipe cosplayer dari sifat dan wujudnya yang memicu isu-isu tak sedap;

  • Tsakep Cosplayer : Cosplayer yang bangga dengan paras mereka. Disini, make-up berperan penting. Begitu juga unsur-unsur pendukung seperti wig, softlens, aksesoris, dan hal lainnya. Gara-gara ini, banyak orang yang tidak pede dengan kualitas tampangnya mengangkat isu cosplay itu hanya untuk orang-orang cakep. Padahal masalah ini bisa ditutupi dengan mengcosplaykan karakter yang bertopeng.
  • Costester : istilah yang saya buat untuk yang hobi costest di jejaring sosial. Apa itu costest? Costume test alias ngetes kostum, biasanya kostumnya belum jadi atau hanya sekedar ngetes wig dan make-up. Nah ini yang memancing timbulnya isu fenomena maraknya cosplayer abal-abal yang cuma costas-costes doang gak ada action.
  • Wigplayer : cuma modal wig dan syukur kalok masih kepoles make-up. Kadang nongol di event-event, kadang juga nongol di facebook. Nggak salah sih, cuma jadi agak janggal kalok make wig doang ngaku cosplayer tanpa bukti kongkrit selain wig yang memperlihatkan dia emang beneran cosplayer. Maka dari itu fenomena ini lebih tepat disebut wigplay daripada cosplay, karena tida ada unsur kostum di dalamnya.
  • Cosfaker : fenomena ini muncul di dunia maya. Seseorang yang mengaku dirinya seorang cosplayer namun ia cosplay menggunakan foto cosplay orang lain. Nah yang tipe pendusta gini yang layak di cemooh.

  Sebenarnya masih banyak lagi isu-isu dunia cosplay yang menarik di bahas. Dari ada yang beranggapan cosplay itu hobi elit, terus oknum yang tidak suka dengan munculnya cosplayer-cosplayer baru yang menjamur, fenomena cosplay yang digunakan untuk mengamen, pembawaan karakter yang out of chara, pokoknya banyaklah. Fenomena tersebut menjadikan para cosplayer kadang naik pitam dan berhasrat tinggi untuk mengkritik cosplayer lain yang dianggapnya sampah. Bahkan tak hanya sesama cosplayer yang panas karena hal-hal tersebut, namun para kaum yang hidup di dunia jepang-jepangan kadang juga ikut-ikutan panas. Dan itu sering terjadi di dunia maya!

   Oke, saya singgung dikit masalah kasus out of chara, dimana karaketer yang memperlihatkan sifat dan tingkah laku tidak sesuai dengan karakter yang ia kenakan. Banyak sekali yang membenci hal seperti ini. Sebenarnya kalau kita bisa mikir lebih waras dikit ini bukan hal besar yang memicu api pertikaian. Jangan terlalu fanatik, lihat dulu dimana out of chara tersebut di tempatkan. Di panggung kompetisi? out of chara jelas mengurangi penilaian juri. Di cerita kabaret? tergantung alur ceritanya gimana. Di acara komedi? ya hanya sebatas untuk komedi seperti sailormoon banci yang sering kita lihat di salah satu stasiun tv swasta kita. Di foto? Lebih baik kita cek dulu foto itu di upload untuk kepentingan apa. Di jalan? tidak usah di pedulikan karena tidak dalam ajang kompetisi. Atau di tong sampah? Nah ini seperti kasus naruto bareng akatsuki main sepak bola  melawan tim si madun. Saya pikir anda cukup cerdas untuk memilah antara mana yang layak di bash atau di abaikan.

   Selain itu fenomena yang lagi trend saat ini adalah munculnya banyak cosplayer yang di anggap abal-abal. Ahhh yang begini nih yang sering memicu konflik dunia maya yang tak berujung. Konflik tidak jelas antara cosplayer yang merasa pro dan newbie. Kalau menurut saya pribadi, males banget membahas yang seperti itu.  Apa lagi untuk ikut campur urusan cosplayer lain. Persetan mau pro apa newbie, yang penting kita bercosplay sesuai jalan yang kita inginkan.

   Lalu, apa tujuan saya menulis tulisan ini?
  
   Sebenarnya dalam tulisan ini saya hanya ingin mengkritik cosplayer yang bisanya cuma aktif koar-koar nyari ribut di dunia maya. Why? Mungkin mereka tidak merasakan betapa lelahnya latihan untuk perform di panggung, atau merasakan susahnya untuk on chara seperti para cosplayer yang suka costreet. Menurut saya, menjadi cosplayer dunia maya bukan hal sepele yang hanya butuh memamerkan hasil foto cosplaynya saja, namun disini juga butuh ATTITUDE yang baik.

   Well, anda mau fokus menjadi stage cosplayer, street cosplayer, social media cosplayer, atau fokus di ketiganya itu terserah anda. Masing-masing mempunyai tingkat kesulitan tersendiri. Yang penting bisa saling menghargai aja dan melakukan yang terbaik di jalur cosplay yang ingin di tempuh. Tidak perlu menghina yang masih pemula, tidak perlu mempermasalahkan hal-hal yang memicu perdebatan berkepanjangan, tidak perlu juga memprovokasi isu-isu semacam cosplay digunakan sebagai sales atau badut ulang tahun. Meskipun tulisan ini juga berbau menghina dan mempermasalahkan hal tersebut, maka dari itu jangan di tiru, wkwkkwkkwk! Yang penting kita cosplay dan kita senang!

Ini hanya sekedar wacana semata, ambil yang baik dan buang yang jelek. Saya bukan pakar cosplay ataupun admin fanpage pecinta cosplay, tidak ada maksud menggurui, kita sama-sama belajar aja. Jadi mohon maaf jika ada penjelasan yang ngawur. Salam Jiwa Nusantara!
(Satria Dwinanda, 2013)

Sabtu, 03 Agustus 2013

RAMADHAN, TELEVISI, DAN UPAYA RASPUTIN MENGUASAI BUMI



     Tak terasa ramadhan 1434h sudah hampir berakhir, namun masih banyak hal yang harus dibenahi selain diri kita sendiri. Salah satunya adalah tentang program tayangan televisi yang mendadak alim ketika ramadhan tiba. Alim dalam konten fomat acara religi yang masih ambigu apakah itu bermanfaat atau malah mengganggu puasa kita. Kita harus kritis menyikapi hal ini, sebab kata Rasputin; "makhluk bumi mengenal komunikasi melalui media, dan media terbesar adalah televisi." maka dari itu televisi adalah media yang paling berpengaruh pada manusia. Jadi, jangan sampai kita sudi dibodohi program acara televisi saat ini, apalagi sampai terhipnotis monster kodok.

     Tahun ini, acara sahur unggulan masih di dominasi program lawak. Ya, lawak! Entah itu bermutu atau tidak yang penting lucu. Entah itu menjadikan banci, orang yang di anggap jelek, menghina orang, ataupun mempermalukan diri sendiri sebagai lelucon. Dan banyak orang yang sangat menyukai acara tersebut untuk menemani santap sahur. Bahkan salah satu televisi swasta kita yang biasanya di kala sahur menayangkan tausiyah, kini berganti wajah menjadi acara lawak. Inikah bentuk program televisi menyambut bulan Ramadhan?

     Masih pada acara program sahur, di luar acara lawak ternyata masih ada program yang lebih bermutu. Salah satu stasiun televisi swasta kita menawarkan program pencarian da’i berbakat yang mengundang uztad-uztad kondang sebagai jurinya. Yang sial, saat saya melihat acara ini kebetulan sekali salah satu uztad tersebut menyeletuk membicarakan masalah mencret. Meski si uztad sudah bilang maaf sebelum mengucap kata tersebut namun itu tidak hanya dibahas dalam sekali ucap, malah dilanjutkan oleh juri-juri yang lain dan saya rasa itu tidak etis diucapkan saat program sahur yang cukup menganggu saya dan mungkin jutaan orang lain yang menonton yang sedang santap sahur.

     Siangnya, kita masih disuguhi program spesial Ramadhan lainnya yang tidak kalah menarik. Ya, gosip! Hebat bukan? Acara yang jelas sangat menganggu puasa begini masih tayang. Namun bedanya, pembawa acara yang biasanya berpakaian terbuka kini tampil lebih sopan dengan berbalut busana yang tertutup. Padahal alangkah lebih baik kalau mulutnya juga ikutan di tutup. Inikah cara mereka menghormati bulan Ramadhan?

     Waktu prime time selain saat sahur ketika ramadhan adalah saat menjelang berbuka. Nah, salah satu stasiun televisi swasta kita ada yang menayangkan azan yang ditampilkan secara live. Sebelum adzan berkumandang, dalam rangkaian program tersebut ada acara masak-memasak. Mirisnya, ketika adzan berkumandang, kameramen kerap kali menyorot orang-orang yang sedang berbuka menikmati masakan yang dimasak tadi sambil berdiri. Jadi secara otomatis kerumunan orang yang sedang berbuka sambil berdiri tersebut menjadi background visual kumandang adzan tersebut.

     Terpaan belum berakhir di program menjelang berbuka, karena setelah itu masih ada seglincir program pengganggu yang tidak pada tempatnya. Ya, tidak lain dan tidak bukan adalah program unggulan Indonesia, sinetron! Tentu saja sinetron bersetting Ramadhan yang alim yang tayang saat jam umat muslim sholat tarawih. Tidak bisakah mereka mengganti jam tayangnya? Atau mengganti judul sinetron islami mereka yang lebih ditujukan untuk umum?

     Saat menjelang Idul Fitri tiba, ada lagi fenomena yang menarik di dunia pertelevisian kita. Konser menyambut hari kemenangan, terdengar religius sekali bukan? Kita yang seharusnya takbir keliling atau takbir di masjid, ditawari untuk berdesak-desakan di lapangan atau duduk manis di depan televisi demi melihat musisi-musisi papan atas yang mendadak juga ikutan alim. Mereka menyanyi kadang membawakan lagu cinta Tuhan atau lagu cinta pacar bergantian. Dengan baju-baju religius mereka, lengkap balutan sorban di leher dan peci di kepala, dan kadang yang laki-laki suka lupa mencopot antingnya. Dan yang perempuan hanya menjadikan kerudung sebagai hiasan sesaat supaya terlihat lebih islami, tanpa menyembunyikan rambut mereka. Semoga saja yang nonton di tempat tidak sambil mabuk-mabukan atau telanjang dada sambil joget-joget diatas bahu temannya.

     Selain program-program hiburan, berita mengenai mudik lebaran juga menarik untuk diperhatikan. Karena selama ini yang menjadi fokus berita selalu saja mengenai info kemacetan dan jumlah kecelakaan. Iya mungkin nilai beritanya memang besar, namun diluar hal tersebut fenomena mudik tahunan ini memiliki banyak sisi menarik serta isu-isu yang juga layak untuk di angkat. Jadinya pemberitaan bisa lebih variatif dan menarik.

     Nah, demikian seklumit review dari saya mengenai beberapa program acara televisi di bulan Ramadhan tahun ini. Mungkin masih banyak program yang tidak sempat saya lihat karena sebenarnya saya juga jarang menonton televisi. Atau tentang sisi lain iklan yang juga ikutan alim, acara-acara kuis berbagi rejeki di bulan suci, atau malah tentang para politikus yang berkampanye terselubung dengan embel-embel ucapan selamat berbuka puasa. 

     Semoga tulisan yang agak absurd ini bisa menjadikan kita lebih kritis lagi terhadap acara-acara televisi, tidak hanya di bulan Ramadhan saja tentunya. Karena di luar bulan Ramadhan juga banyak acara yang lebih tidak bermutu lagi. Program acara-acara tidak bermutu tersebut akan tetap bertahan selama kita tidak sadar akan pentingnya literasi media. Ya, karena mereka hidup juga dari cara kita menyikapinya. Jika tayangan tidak bermutu tersebut masih banyak yang menonton, mau jadi apa Negara kita kelak? Jangan-jangan ini benar merupakan salah satu rencana jahat Rasputin bersama monster kodok untuk menguasai bumi. Bisa jadi.... (Satria Dwinanda, 2013)

Sabtu, 02 Februari 2013

MAMPUKAH JKT48 MEMONOPOLI DUNIA HIBURAN INDONESIA?



JKT48 adalah grup idola asal Indonesia yang di bentuk oleh Yasushi Akimoto sebagai sister group pertama AKB48 di luar negeri. JKT48 di bentuk dengan tujuan memberikan tempat bagi perempuan Indonesia untuk mewujudkan impian mereka bersama para penggemar. Enam tahun sebelum JKT48 lahir, AKB48 terlebih dahulu lahir di Akihabara, Jepang. Kemampuan Yasushi Akimoto dalam memproduseri AKB48 mampu memonopoli dunia hiburan di Jepang. Setelah sukses dengan AKB48 yang berfokus di Akihabara, Yasushi Akimoto kemudian mendirikan cabang lainnya yang di sebut juga sebagai sister group dari AKB48 yang di buat di luar Akihabara, seperti di Sakae (SKE48), Nanba (NMB48), dan Hakata (HKT48).

Di tengah-tengah ketenaran tersebut, pada tahun 2011 terkumpul niat untuk membuat sister group di luar negri, di Jakarta, Indonesia. Yasushi Akimoto memilih member JKT48 dengan cara dan insting yang sama ketika audisi AKB48. Dasar beliau memilih adalah dengan menemukan sikap wajah menarik, atau memiliki kemampuan unik yang memiliki daya tarik. Setelah terpilih membernya, kemudian mereka dilatih untuk bisa menari dan menyanyi, lalu menyiapkan diri untuk pentas panggung. Untuk saat ini menjejaki langkah yang sama dengan AKB48 ketika pertama di bentuk.[1]

Pada awalnya JKT48 terbentuk dengan jumlah member 28 orang, namun sebelum debut dimulai, 2 orang mengundurkan diri. Kerasnya dunia hiburan menjadi alasan utama member untuk mengundurkan diri, terlebih lagi usia mereka berkisar antara 13 hingga 21 tahun yang rata-rata masih tergolong dalam usia sekolah. Satu persatu dari merekapun meninggalkan JKT48, hingga akhirnya menyisakan 22 orang. Dan di akhir tahun 2012, JKT48 mengadakan audisi untuk generasi kedua. Hasil dari audisi ini mampu menyaring 28 orang member baru yang saat ini masih dalam status trainee (di latih). Dari kesuluruhan member yang berjumlah 50 orang ini, di bentuklah 2 tim untuk membagi jatah perform mereka di panggung, yaitu tim J yang beranggotakan dari semua member generasi pertama dan tim Kenkyuusei yang beranggotakan semua member generasi kedua.

Lalu apa yang membedakan konsep idol group dengan girlband? Idol group lebih menjadi sebuah akademi untuk mengasah kemampuan setiap membernya untuk mengembangkan diri lewat beragam cara seperti bernyanyi, menari, akting, dan lainnya. Beragam macam keahlian yang berhubungan dengan seni terus coba dihadirkan via JKT48. Salah satu bentuknya adalah teater yang di gelar dua kali dalam satu hari. Girlband adalah sebuah produk yang sudah jadi, sedangkan JKT48 tidak. JKT48 mempunyai konsep berkembang bersama penggemar. Di dalam JKT48 ini, member di tempa menjadi sosok yang berkompeten dalam bidang yang di sukainya. Seiring itu, JKT48 mempunyai penggemar yang mengiringi mereka berkembang.[2]

Idola yang dapat ditemui, itulah ciri khas dari idol group yang di gerakkan oleh Yasushi Akimoto ini. Tentu saja peran penggemar disini sangat penting. mereka selalu mendukung dan menyemangati para member JKT48 baik saat on-air maupun off-air. Sebagai cerminan idola yang bisa ditemui oleh para fans seperti halnya AKB48, manajemen JKT48 mendirikan Theater JKT48 di Mall Fx, Jakarta. Theater JKT48 merupakan sarana yang menjembantani para fans untuk bertemu member JKT48 yang mereka idolakan.

Di tahun 2013 ini, dalam sebulan, manajemen JKT48 mampu menyuguhkan 2 tema setlist teater yang berbeda. Yaitu setlist yang bertajuk “Aturan Anti Cinta” yang di bawakan oleh tim J, dan “Pajama Drive” yang dibawakan oleh Kenkyusei. Dalam satu bulan itu, teater dilaksanakan 14 kali, dan dalam 1 hari terdapat 2 kali pertunjukan (sore dan malam). Sebelumnya di tahun 2012, manajemen JKT48 hanya mampu menyuguhkan Pajama Drive” yang dibawakan oleh tim J saja. Dan pada waktu itu, teater hanya dilaksanakan 9 hari saja dalam satu bulan. Untuk harga tiket teater ini, sekali show-nya dihargai sebesar 100.000 rupiah untuk setlist “Aturan Anti Cinta” dan 80.000 rupiah untuk setlist Pajama Drive”. Dan kursi yang di sediakan ada kurang lebih 300 buah yang selalu penuh di isi oleh penonton baik dari dalam maupun luar kota Jakarta.

Fans JKT48 terkenal sangat loyal dan fanatik terhadap idolanya. Tidak heran bila dalam suatu acara televisi yang menampilkan JKT48, selalu hadir fans-fans yang mempunyai ciri khas meneriakkan chant (teriakan yang diserukan bersamaan sesuai dengan lantunan nada lagu oleh para fans ketika JKT48 membawakan lagu) dan mengangkat lightstick. Fenomena tersebut sudah wajar terjadi di Jepang, namun tidak untuk Indonesia sehingga fans JKT48 memiliki warna tersendiri di Indonesia. 

Para fans yang di dominasi kaum adam ini bagaikan tersihir ketika JKT48 tampil di atas panggung. Mereka tidak merasa malu dengan lagu-lagu JKT48 yang bernada lucu dan terdengar girly. Fenomena ini seakan mematahkan asumsi bahwa kebanyakan remaja pria Indonesia itu rata-rata menyukai lagu rock ataupun pop melayu yang sebelumnya berkuasa di industri musik tanah air kita ini. Dan bila di lihat dari loyalitas fans JKT48 ini, kebanyakan fans berasal dari kalangan menengah ke atas.

Fenomena-fenomena di atas tentu saja dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manajemen JKT48. Seperti hal nya AKB48, pihak manajemen JKT48 juga menjual berbagai merchandise JKT48 dengan harga yang mahal. Seperti kaos, mug, gantungan kunci, photopack, handuk, lightstick, kipas, kalender, hingga buku. Dan photopack-lah yang paling di buru fans dari segala jenis barang tersebut.

Photopack ini sendiri adalah kumpulan foto member JKT48 yang hanya di jual di teater. Satu set photopack berisikan 5 lembar foto random member JKT48 dengan berbagai pose dan kostum. Hal ini lah yang membuat para fans merasa belum puas bila belum menemukan member yang di idolakannya di dalam photopack. Inilah strategi manajemen JKT48 untuk mendekatkan antara fans satu dengan fans yang lainnya. Dengan sistem photopack tersebut, secara otomatis fans akan saling bertukar foto dengan sesama fans lainnya.

Pada awalnya, fans JKT48 itu sangat sedikit di Indonesia. Karena pada saat itu demam Korea serta boyband dan girlband sedang marak. Sebelum JKT48 melakukan debut panggung, manajemen JKT48 sudah menyiapkan strategi untuk memperkenalkan JKT48 melalui iklan sebuah produk minuman asal Jepang juga yang cukup terkenal di Indonesia. Dan melalui iklan inilah sebenartnya JKT48 untuk pertama kalinya menghiasi layar televisi Indonesia.

Iklan bagi setiap orang bisa punya makna yang berbeda. Ia biasa dikecam sebagai biang keladi sikap konsumtif masyarakat. Tetapi ia bisa juga di bilang sebagai hiburan yang lucu dan menyenangkan. Iklan adalah bisnis, institusi, dan fenomena budaya. Tetapi jangan lupa iklan juga adalah tentang komoditas, citra, brand, dan pemasaran yang ingin menjual sesuatu lewat pesannya.[3]

Dengan bekerjasama dengan produk minuman inilah JKT48 memperlihatkan wujudnya untuk pertama kali serta suara mereka melalui lagu hits dari AKB48 “Heavy Rotation”, dan tentu saja hal itu berhasil membuat anak-anak muda Indonesia penasaran dan membuat mereka mulai mencari info tentang JKT48 di internet. Hal tersebut menandakan keberhasilan manajemen JKT48 membuat penasaran tentang JKT48 sebelum meraka melakukan debut di panggung meskipun sebenarnya iklan tersebut menawarkan produk minuman. Kerjasama dengan produk minuman inipun hingga sekarang masih berlanjut. JKT48 juga mulai bekerjasama dengan berbagai perusahaan besar asal Jepang yang menjual produk komoditas lainnya, seperti makanan, sepeda motor, hingga televisi. Selain menghiasi dunia periklanan televisi Indonesia, JKT48 juga menghiasi dunia periklanan televisi di Jepang.

Setelah cukup familiar di layar televisi, di awal karir JKT48 juga menyempatkan promosi melalui radio dan majalah, hingga akhirnya kini JKT48 mulai terkenal dan sempat memiliki acara show sendiri di televisi yang bertajuk “JKT48 School” yang masa tayangnya berakhir pada awal bulan Juni 2012 di karenakan mereka akan mulai aktif show off-air di teater. Pada penghujung tahun 2012 kemarin manajemen JKT48 sudah menyepakati kontrak kerjasama baru dengan pihak televisi swasta, hal ini tidak menutup kemungkinan JKT48 kembali mendapat kesempatan untuk memiliki acara sendiri di televisi.

Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi tidak lepas dari pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Bahwa televisi menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia sudah banyak yang mengetahui dan merasakannya. Akan tetapi, sejauh mana pengaruh positif dan sejauh mana pengaruh negatif, belum di ketahui banyak.[4]

Selain itu JKT48 juga sering menghiasi event-event baik yang terselenggara di Jakarta maupun luar Jakarta. Bahkan bila di Jepang sedang ada event yang di adakan oleh 48Family (sebutan untuk Idol Groups yang di produseri Yasushi Akimoto), JKT48 juga turut serta memeriahkan event tersebut. Hal ini membuat JKT48 tidak hanya bisa di jumpai di Jakarta saja.

Adanya Theater JKT48 di setiap minggunya, banyaknya iklan yang di bintangi JKT48, seringnya JKT48 tampil di acara televisi, hingga artikel-artikel yang membahas JKT48 di media cetak, hal-hal tersebut semakin mendongkrak popularitas grup idola asuhan Yasushi Akimoto ini. Secara otomatis dengan adanya JKT48 ini, dunia hiburan di Indonesia sebenarnya sedang mengalami perang budaya. JKT48 ini bagaikan produk lokal dengan cita rasa Jepang, meskipun membernya terdiri dari gadis-gadis remaja asli Indonesia, namun orang-orang di dalam manajemen JKT48 ini banyak di isi oleh orang-orang Jepang.

Tujuan lain Yasushi Akimoto dari dibentuknya idol group di luar Jepang ini adalah untuk melawan Korean wave yang membawa budaya k-pop di kancah hiburan Asia. Tentu saja Jepang yang pernah mendominasi hiburan di Asia dengan Anime (animasi Jepang) dan Manga (komik Jepang) merasa terancam dengan adanya  Korean wave ini. Maka dari itu, dengan budaya J-pop yang di bawakan idol group dari 48Family ini, Yasushi Akimoto ingin melawan budaya Korea tersebut. Setalah mendirikan JKT48 di Jakarta, Yasushi Akimoto juga mendirikan SNH48 di Shanghai, China. Kedua idol group di negara padat penduduk inilah yang digunakan Yasushi Akimoto sebagai langkah awal untuk melawan budaya Korea yang sedang marak di Asia ini.

Kini para kritikus komunikasi kontemporer yang menaruh minat terhadap persoalan budaya melihat sebuah transformasi luar biasa tengah berlangsung dalam masyarakat. Karena sejak satu dekade terakhir diyakini bahwa “kita tengah bergerak dari “perang dingin” (cold war) menuju “perang budaya” (culture war),” demikian Danis K. Davis dan James jasinski dalam esainya, Beyond Culture Wars (1993). [5]

Kesuksesan yang diraih JKT48 di Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan hasil yang cukup memuaskan bagi Yasushi Akimoto. Dalam waktu 1 tahun ini JKT48 sudah membawa pulang beberapa awards dari berbagai kategori dalam berbagai event. Hal tersebut menunjukkan bahwa budaya J-pop yang dibawakan JKT48 dapat diterima warga Indonesia yang sebelumnya telah di suguhi budaya K-pop. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa “perang budaya” ini akan membawa perubahan sosial di Indonesia.

Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, di mana semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri dengan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru.[6]

Gabungan unik antara budaya Jepang dengan Indonesia yang dimiliki JKT48 ini memiliki sisi positif maupun negatif. Sisi positifnya adalah menumbuhkan hubungan yang baik antar kedua negara tersebut, dan sisi negatifnya adalah melemahnya budaya Indonesia di dalam negeri sendiri. Suka atau tidak, sadar atau tidak, akhirnya selera masyarakat kita nanti akan kembali di bentuk oleh Jepang.

Kembali lagi ke awal, JKT48 dibentuk sebagai bisnis hiburan yang di dalamnya terdapat gadis-gadis Indonesia yang di latih untuk meraih impian bersama-sama. Berbeda dengan saat era masuknya manga dan anime di Indonesia pada tahun 90an yang di terima mentah-mentah anak-anak dalam negeri kala itu. Saat itu generasi yang kritis sempat melakukan counter-culture dengan menerbitkan komik-komik lokal. Namun pada akhirnya hingga saat ini pun komik Jepang masih berkuasa di Indonesia, bahkan Asia. Dan gaya gambar komik Jepang banyak di jadikan kiblat komikus modern Indonesia saat ini.

Namun JKT48 sedikit berbeda, meskipun mereka di kemas dengan tampilan Jepang, namun mereka lahir dan berkiprah di Indonesia. Gabungan kedua budaya ini menjadikan warna tersendiri di dunia hiburan Indonesia. Walau ini terlihat sebagai serangan yang tidak langsung dari budaya Jepang, namun ini masih lebih baik daripada Indonesia musti menerima mentah-mentah budaya Korea yang terhitung sulit untuk dilawan. Dua budaya yang dimiliki JKT48 dapat juga digunakan sebagai counter-culture untuk melawan kuatnya budaya Korea yang sudah menguasai dunia hiburan Indonesia dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ini. (Satria Dwinanda, 2013)



[1] Toshiyuki Ogino, Akira Ohira, LOVE JKT48 (Jakarta: Kompas Gramedia, 2012), hal. 110.
[2] Atha. “Local Idol Group,” Hai Magazine, 20 Agustus 2012.
[3] Idi Subandy Ibrahim, Kecerdasan Komunikasi Seni Berkomunikasi Kepada Publik (Bandung: Simbiosa Rekamata Media, 2009), hal. 127.
[4] Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 41.
[5] Idi Subandy Ibrahim, “Sketsa Dunia Anak di Media Anak: Komodifikasi impian Orangtua di Pentas Kebudayaan Pop,” Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, No. 6 (November, 2001), hal. 149.
[6] Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (rev. ed.; Jakarta: Kencana, 2009), hal. 91.